Apakah dalam pelaksanaan membangun rumah dengan sistem kerja harian dibutuhkan Pelaksana Lapang? Sebuah pertanyaan yang menjadi pokok pembicaraan dalam artikel ini, terutama mengenai penting atau tidaknya menugaskan seorang Pelaksana Lapang dalam pelaksanaan membangun sebuah rumah dengan sistem kerja harian.
Pelaksanaan membangun rumah dengan cara kerja harian merupakan cara yang paling umum dipakai masyarakat kita dikala membangun rumah. Cara kerja harian merupakan cara pelaksanaan yang mempunyai resiko penyimpangan lebih kecil kalau dibandingkan dengan cara borong. Penyimpangan yang berdampak kepada biaya dalam sistem kerja harian contohnya penggunaan materi kurang terkontrol, kinerja para pekerja kurang trukur, lantaran pada umumnya dalam melakukan pembangunan rumah dengan sistem harian, kebanyakan para pemilik rumah jarang sekali memakai seorang Pelaksana Lapang untuk mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan. Pada umumnya pemilik rumah cukup dengan mempercayakannya kepada seorang tukang yang dianggap senior dengan bayaran yang tidak dibedakan dengan bayaran kepada tukang lainnya.
Dengan hanya mempercayakan begitu saja kepada seorang tukang senior, biasanya tukang senior tersebut sibuk dengan kerjaannya sebagai tukang biasa, dang tidak memperhatikan kinerja para pekerja yang lain. Kurang terkontrolnya kinerja para pekerja bangunan pada sistem kerja harian akan menjadikan pemborosan dan pembengkakan biaya tenaga kerja.
Untuk mengatasi pemborosan dan pembengkakan biaya tenaga kerja pada sistem kerja harian, maka sangat dibutuhkan seorang pelaksana lapang yang berpengalaman untuk ditugaskan mengkoordinir pelaksanaan pembangunan rumah dengan sitem harian. Dalam merekrut seorang pelaksana lapang harus yang berpengalaman dan mempunyai latar belakang teknik banguan dan bisa mengatur dan mengawasi kinerja para pekerja bangunan.
Sumber http://desain-rumah-sederhana.blogspot.com
Pelaksanaan membangun rumah dengan cara kerja harian merupakan cara yang paling umum dipakai masyarakat kita dikala membangun rumah. Cara kerja harian merupakan cara pelaksanaan yang mempunyai resiko penyimpangan lebih kecil kalau dibandingkan dengan cara borong. Penyimpangan yang berdampak kepada biaya dalam sistem kerja harian contohnya penggunaan materi kurang terkontrol, kinerja para pekerja kurang trukur, lantaran pada umumnya dalam melakukan pembangunan rumah dengan sistem harian, kebanyakan para pemilik rumah jarang sekali memakai seorang Pelaksana Lapang untuk mengkoordinir pelaksanaan pekerjaan. Pada umumnya pemilik rumah cukup dengan mempercayakannya kepada seorang tukang yang dianggap senior dengan bayaran yang tidak dibedakan dengan bayaran kepada tukang lainnya.
Dengan hanya mempercayakan begitu saja kepada seorang tukang senior, biasanya tukang senior tersebut sibuk dengan kerjaannya sebagai tukang biasa, dang tidak memperhatikan kinerja para pekerja yang lain. Kurang terkontrolnya kinerja para pekerja bangunan pada sistem kerja harian akan menjadikan pemborosan dan pembengkakan biaya tenaga kerja.
Untuk mengatasi pemborosan dan pembengkakan biaya tenaga kerja pada sistem kerja harian, maka sangat dibutuhkan seorang pelaksana lapang yang berpengalaman untuk ditugaskan mengkoordinir pelaksanaan pembangunan rumah dengan sitem harian. Dalam merekrut seorang pelaksana lapang harus yang berpengalaman dan mempunyai latar belakang teknik banguan dan bisa mengatur dan mengawasi kinerja para pekerja bangunan.
Sumber http://desain-rumah-sederhana.blogspot.com